• Jl. Gogor IV No.6-8, Kel. Jajartunggal, Kec. Wiyung, Surabaya, Jawa Timur.
  • (031) 7663913
  • 06.30 WIB s.d 17.00 WIB
  • Jl. Gogor IV No.6-8, Kel. Jajartunggal, Kec. Wiyung, Surabaya, Jawa Timur.
  • (031) 7663913
  • 06.30 WIB s.d 17.00 WIB

Baitul Arqam, 28 Guru PCM Wiyung Dibekali Paham Agama dan Muhammadiyah

Majelis Kader Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Wiyung Kota Surabaya melaksanakan Baitul Arqam selama dua hari, Kamis dan Jumat (22-23/4/2021) di SMP Muhammadiyah 17 Surabaya dan SDN Muhammadiyah 15 Surabaya. Sekitar 28 guru yang mengajar di lembaga tersebut hadir.

Sebagaimana umumnya, tujuan Darul Arqam ini adalah membekali guru dan karyawan yang berorientasi di Muhammadiyah dengan memberikan pemahaman keagamaan dan kemuhammadiyahan.

Baitul Arqam yang biasanya rutin diadakan setiap tahun terputus pada 2020 karena pandemi Covid-19. “Memang sebenarnya materi ini materi berkelanjutan dari dua tahun yang lalu. Dua tahun yang lalu itu lebih kepada Baitul Arqam Dasar. Cuma, kita tidak menyebut bahwa ini Baitul Arqam Berkelanjutan,” kata Purwanto, ketua pelaksana sekaligus ketua Majelis Pendidikan Kader Muhammadiyah Wiyung.

Karena memang terputus tahun lalu, dia khawatir materi-materi dua tahun yang lalu lupa. Jadi, materinya hampir sama seperti dua tahun yang lalu. Yaitu tentang Ketauhidan dan Akhlaq, Kemuhammadiyahan, Manajemen dan Leadership, serta Organisasi dan Keadministrasian.

“Keempat materi tersebut merupakan materi pokok yang harus tersampaikan kepada guru dan karyawan yang terjun di amal usaha Muhammadiyah,” ujarnya.

Purwanto menambahkan, tema Baitul Arqam tahun ini adalah “Terbinanya Kader Muhammadiyah yang Memiliki Wawasan Tridimensi. Setelah Baitul Arqam, Purwanto berharap proses selanjutnya adalah pembinaan rutin lewat kajian yang diadakan setiap bulan

“Acara ini penting untuk menancapkan ideologi Muhammadiyah,” tegasnya.

Empat Materi Baitul Arqam

Sementara itu, ada empat materi yang disampaikan dengan empat pembicara berbeda. Pada hari pertama materi tentang Ketauhidan dan Akhlaq diisi oleh Noor Hudawan SPd MPdI, guru di SMPN 17 Surabaya sekaligus ketua PCM Bagian Pendidikan dan Majelis Tarjih Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur. Pak

Hudawan menyampaikan bahwa akhlaq itu adalah perilaku dan hal yang dibikin- bikin. “Jadi, kita tidak ada sesuatu yang dibikin-bikin itu namanya bukan akhlaq,” ujar Hudawan.

Kemudian, kepemimpinan merupakan kemampuan seseorang leader untuk memengaruhi orang lain. Menurutnya, kepemimpinan terbentuk karena ada seseorang atau beberapa orang dalam masyarakat yang melakukan peran lebih aktif daripada warga yang lain.

“Prinsip-prinsip dalam memimpin itu karismatik, demokratis, pelopor, tekun membina dan memimpin,” paparnya.

Materi kedua tentang Kemuhammadiyahan disampaikan oleh Ferry Yudi Antonis S. MPdI, wakil ketua PCM Wiyung yang juga menjabat wakil ketua Pimpinan Pemuda Muhammadiyah Jawa Timur. Ferry menyampaikan materi tentang “Bermuhammadiyah sebagai Sarana Mengabdi”.

Menurutnya, tujuan Muhammadiyah berdiri yaitu menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Ia menjelaskan, Muhammadiyah berusaha untuk menghapuskan bidah, takhayul, dan takhlik yang ada dalam masyarakat.

“Selain itu, pembinaan dan penyiapan generasi muda agar kelak dapat menjadi pemimpin masyarakat, agama, dan bangsa yang adil dan makmur,” terangnya.

Sementara itu, materi ketiga dan keempat dilanjutkan pada hari kedua tentang Manajemen dan Leadership oleh Drs Ranu Wasisto serta Organisasi dan Keadministrasian oleh Drs H. Syaifudin Zaini MPdI. (Apriliastutik/AS)

Previous Post
Newer Post