
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
اِذَا جَاۤءَ نَصْرُ اللّٰهِ وَالْفَتْحُۙ
وَرَاَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُوْنَ فِيْ دِيْنِ اللّٰهِ اَفْوَاجًاۙ
فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُۗ اِنَّهٗ كَانَ تَوَّابًا
Jika manusia serius berusaha, Allah bakal memberi pertolongan mencapai kesuksesan. Orang sukses bakal diikuti banyak orang. Ketika sukses bersikaplah tawadhu’ dengan menyucikan nama Allah, memuji, dan meminta ampunan.
Seperti digambarkan dalam ayat-ayatnya, sejak futuh Mekah itu berbondong-bondong orang masuk Islam. Termasuk musuh-musuh Islam seperti Abu Sufyan dan keluarganya, anak Abu Jahal, Ikrimah.
Islam yang mengajarkan tauhid semula dianggap ajaran devian atau menyimpang karena berbeda dengan paham dominan masyarakat yang syirik.
Pada akhirnya Islam menang dan menjadi paham dominan. Islam akhirnya menjadi trend dalam masyarakat. Sukarela atau terpaksa orang harus menerima Islam sebagai ajaran yang sangat berpengaruh.
Surat An-Nashr ini bisa dipakai pijakan jika dakwah di suatu wilayah masih dianggap devian oleh pemahaman dominan, jangan putus asa, lambat laun juga situasi itu dapat berubah kalau ada keinginan untuk menjadi menang.
Pahami strategi dakwah Nabi yang setahap demi setahap mencapai kemenangan sehingga menjadi paham dominan di masyarakat.
Saat kemenangan itu datang, jangan pongah sok kuasa misalnya membubarkan pengajian yang tidak sealiran. Bersikaplah rendah hati mengayomi minoritas.
Selalu memuji Allah, menyucikan, dan meminta ampunan. Insya Allah kemenangan itu bermanfaat bagi banyak orang. Kalau sombong dan korup pasti Allah mencabut kemenangan itu.
Surat An-Nashr juga dapat dipakai untuk menganalisis situasi sosial politik. Ambil contoh, ketika Orde Baru mendapat pertolongan Allah dan memegang kekuasaan maka banyak orang berbondong-bondong masuk Golkar. Begitu juga situasi politik sekarang. Orang akan berbondong-bondong ikut penguasa yang menang.
Sebagaimana kemenangan Islam di Mekah yang digambarkan dalam ayat wa roaitannaasa yadkhuluuna fii diinillahi afwaajaa. Dan kamu melihat manusia masuk ke dalam agama Allah dengan berbondong-bondong.
Dalam politik kekuasaan siapa pun yang menang pasti banyak pengikut untuk mencari keuntungan dan kedudukan.
Ketika meraih kemenangan dan kekuasaan, jangan dipakai menindas orang yang tidak sepaham. Atau memakai kekuasaan untuk korupsi. Kekuasaan itu akhirnya bisa tumbang oleh people power akibat ketidakpuasan rakyat. (#)
Penyunting Sugeng Purwanto
Sumber : https://tagar.co/sukses-dengan-surat-an-nashr/